Kambing Etawa Kaligesing
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2591/Kpts/PD.400/7/2010, kambing etawa ras Kaligesing atau disebut kambing Kaligesing merupakan salah satu galur dari rumpun kambing peranakan etawa yang merupakan sumber daya genetik (SDG) ternak lokal dari Jawa Tengah. Nama kambing etawa ini berasal dari nama kecamatan Kaligesing di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kambing etawa ini adalah kambing yang paling populer dan banyak tersebar populasinya di Indonesia.
Sebagai kambing yang satu galur dari Peranakan Etawa, asal usul kambing etawa Kaligesing dipercaya hasil persilangan kambing Jamnapari dari India dengan kambing kacang lokal. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 695/Kpts/PD.410/2/2013 yang jelas menyebutkan “hasil persilangan Kambing Etawah India dengan kambing kacang”. Banyak referensi pustaka yang menyebutkan jika kambing Jamnapari India ini didatangkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930-an ke Purworejo meskipun belum ada bukti dokumen yang mendukung hipotesis ini.
Pada mulanya populasi kambing etawa ini banyak terkonsentrasi di Purworejo, Jawa Tengah. Kambing etawa Kaligesing semakin dikenal karena ukuran posturnya yang lebih besar daripada kambing kacang. Selain itu fungsinya sebagai kambing pedaging sekaligus perah penghasil susu membuat kambing ini menjadi kajian tulisan ilmiah maupun buku peternakan kambing. Sekitar tahun 2006 mulai banyak media cetak dan televisi yang meliput mengenai kambing etawa Kaligesing. Akibatnya kambing etawa Kaligesing semakin dikenal oleh peternak kambing Indonesia terutama di Jawa.
Kontes Kambing Etawa
Pada saat yang sama muncul kontes kambing etawa Kaligesing yang pada awalnya terbatas diadakan di daerah Purworejo, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Dengan semakin populernya kambing etawa Kaligesing, peternak kambing Jawa Timur dan Jawa Barat mulai mengikuti kompetisi kontes kambing etawa Ini. Pada tahun 2009 diselenggarakan kontes kambing etawa di Jawa Timur yakni di Blitar, Tulungagung dan Malang secara berturut-turut. Media massa Indonesia mulai meliput kontes kambing etawa ini dikarenakan antusiasme peserta beserta harga fantastis kambing pemenang kontes. Harga kambing etawa kelas kontes pada waktu itu mulai merangkak naik mulai dari puluhan sampai ratusan juta. Hal ini disebabkan sebagian karena spekulasi mania dari peserta kontes tersebut. Namun spekulasi harga kambing etawa artifisial ini tidak bertahan karena akhirnya harganya jatuh dan meninggalkan banyak peternak yang merugi.
Pemerintah & Proyek Kambing Etawa
Perhatian pemerintah cukup besar terhadap perkembangan kambing etawa Kaligesing di Indonesia. Tahun 2010 Presiden RI waktu itu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pernah melakukan kunjungan resmi ke Tulungagung, Jawa Timur untuk melihat peternakan kambing etawa. Pada tahun yang sama Kementerian Pertanian mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian Tentang Penetapan Galur Kambing Kaligesing. Yang menarik keputusan ini dikeluarkan terlebih dahulu sebelum Keputusan Menteri Pertanian Tentang Penetapan Rumpun Kambing Peranakan Etawah di tahun 2013. Padahal kambing etawa Kaligesing termasuk rumpun kambing Peranakan Etawa (PE). Akibatnya sering timbul salah paham jika kambing PE itu adalah kambing etawa Kaligesing saja. Padahal jelas dari Keputusan Menteri 2010 disebutkan kambing etawa Kaligesing adalah “salah satu” galur dari rumpun kambing PE. Namun hal ini dapat dipahami karena kambing etawa Kaligesing populer terlebih dahulu dan populasinya paling banyak. Proyek pengadaan kambing etawa pemerintah banyak menggunakan spesifikasi kambing etawa Kaligesing seperti warna maupun bentuk telinga kambing. Hal ini mempercepat penyebaran populasinya ke seluruh nusantara Indonesia karena banyak proyek pengadaan dari luar Jawa yang mengambil kambing etawa Kaligesing dari Jawa. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya populasi kambing etawa di tempat asalnya di Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Laju permintaan proyek kambing etawa yang deras bisa mencapai puluhan sampai ratusan kambing etawa membuat suplai kambing tidak mampu mengimbangi permintaan. Sering proyek kambing etawa dari pemerintah ini harus memasok dari daerah lain di Jawa Timur misalnya.
Deskripsi Kambing Etawa Kaligesing
Nama resmi galur Kambing Kaligesing.
Karakteristik kambing etawa Kaligesing antara lain:
- Postur tubuh:besar, tegap dan kokoh.
- Warna bulu kombinasi putih-hitam atau putih-coklat.
- Kepala tegak, profil melengkung/muka cembung.
- Tanduk kecil melengkung mengarah ke belakang.
- Telinga lebar, panjang, menggantung dan ujungnya melipat.
- Ekor pendek dan mengarah ke atas/ke belakang.
- Kaki belakang berbulu lebat dan panjang (gembol).
Sifat kuantitatif kambing etawa Kaligesing:
- Kesuburan induk 74 –75%
- Angka kelahiran 40 –85%
- Persentase karkas 40 –53%
- Kadar lemak daging 2 –7%
- Kemampuan hidup hingga dewasa 80 –82%
- Produksi susu 0,5 –3,0 liter/hari
Sifat kualitatif kambing etawa Kaligesing
- Kemampuan menghasilkan anak lebih dari satu cukup baik
- Daya adaptasi terhadap lingkungan cukup baik.
- Daya adaptasi terhadap cekaman panas cukup baik.
- Kemampuan mencerna pakan berserat tinggi cukup baik.
Sifat reproduksi kambing etawa Kaligesing:
- umur berahi pertama 294 –304 hari
- Lama bunting 149 –154 hari
- Umur beranak pertama 348 –443 hari
- Jarak beranak (kidding interval 221 –253 hari
- Jumlah anak sekelahiran (litter size) 1,20 –1,50
- Angka kebuntingan 81 –91%