Tim peneliti gabungan kerja sama pakar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) di Kota Malang dengan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari di Kabupaten Malang, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, kini sedang gencar melakukan kegiatan riset aplikatif.
Riset yang juga untuk kepentian komersial tersebut sengaja mengambil salah satu jenis kambing lokal Indonesia unggulan dari Senduro, yakni kambing senduro.
Fokus kegiatan riset itu adalah melakukan konservasi plasma nutfah asli Indonesia dalam bentuk produksi sperma beku yang siap dikomersialkan untuk Inseminasi Buatan (IB).
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari identifikasi kualitas genetik ternak kambing Senduro sampai dengan memproduksi serta menguji fertilitas semen (sperma) beku yang nantinya dapat digunakan sebagai sumber bibit melalui program IB nasional.
Dr Gatot Ciptadi, pakar genetika reproduksi Fapet UB Malang, yang bertindak sebagai koordinator penelitian, kepada SP, Jumat (18/12), menjelaskan, program riset yang dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Riset Inovatif Produktif Kementerian Keuangan (LPDP-RISPRO Kemenkeu) RI itu, untuk tahun pertama anggaran tahun 2015-2016, di fokuskan pada konservasi dan promosi komersialisasi kambing Senduro.
Kambing Senduro itu sendiri sebelumnya sudah ditetapkan pemerintah pusat via Kementerian Pertanian, sebagai salah satu galur (garis keturunan) baru Kambing Indonesia Unggul.
Menurut Gatot, kambing ini menghasilkan dua produk utama andalan, yaitu produksi susunya yang cukup tinggi antara 1,3 liter hingga 1,5 liter perhari.
“Selain itu perkembangan fisiknya tergolong cukup cepat dan bobotnya yang luar biasa, yakni yang jantan dewasa usia dua tahun bisa mencapai 125 kilogram per ekor,” ujar alumnus Strata 2 dari IEMV Maison Alfort, Paris, Perancis yang juga Ketua Badan Pertimbangan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) Fapet UB Malang itu. Universitas Brawijaya, khususnya Fapet UB berperan aktif dalam mendukung program pemerintah bidang konservasi, peningkatan populasi dan kualitas genetik kambing Senduro.
Dalam rangka mempromosikan keluarbiasaan kambing Senduro itu, pihaknya mendatang susu murni kambing Senduro langsung dari Lumajang.
“Ada banyak aspek menarik dan penting untuk dicermati dan diteliti potensi kambing Senduro ini,” tandas Agus yang juga pakar genetika reproduksi Fapet UB itu.
Beberapa kegiatan riset di laboratorium dan lapang, lanjutnya, juga dilakukan oleh mahasiswa Strata (S)1 maupun S2, bahkan mahasiswa S3 Fapet UB.
“Lebih dari itu para peneliti yang pada umumnya berstatus dosen juga mengidentifikasi untuk mengetahui potensi produksi, genetik, maupun reproduksi kambing lokal, yang di masa depan mempunyai prospek sangat cerah,” ujar Agus.
Ia menambahkan, Fapet UB bersama BBIB Singosari kini sedang melakukan riset aplikatif komersial guna menyelamatkan plasma nutfah ternak unggulan kambing lokal Senduro.
terima kasih atas comment nya tentang riset kami, dipihak lain kita boleh bangga dengan kambing kita ada di mancanegara. TAPI disisi lain kita juga harus waspada dan mempersiapkan meningkatkan stock/populasi, serta peningkatan mutu kambing senduro untuk masa mendatang( paling tidak untuk 10-15 tahun mendatang), agar kita sebagai produsen tidak sampai kehabisan/terkuras dan mutu kambing semakin meningkat. Kunci keberhasilan peningkatan populasi dan mutu kambing senduro tidak terlepas dari peran serta masyarakat peternak kambing senduro.